Langsung ke konten utama

Membodohkan Bangsa.

Saya teramat heran dengan Bangsa ini. Mungkin kalian, para Pembaca juga merasakan apa yang saya rasakan. Memang sangat tepat juga, di buat Film "Alangkah Lucunya Negeri ini!". Generasi penerus di bodohkan oleh Generasi Pendahulu. Gimana mau maju ini Bangsa, apabila yang besar tak mengasih contoh yang kecil. sudah lumra masalah ini, sudah tak herankan lagi masalah ini, dan sudah tak langkah lagi masalah ini di mata Masyarakat. Terus sampai kapan masalah ini akan tetap tumbuh di Otak Bangsa kita ini. 

Generasi dulu apakah di cipakan untuk merusak Generasi sekarang?. banyak cara kotor demi mengencangkan perut, memegahkan kandang (Rumah) atau pencitraan saja lotehan-lotehannya. mereka nggak sadar secara halus mereka mengasih keluarganya makanan hak orang lain. padahal itu dosa sangat besar. kenapa semua orang berlomba-lomba jadi penguasa. padahal penguasa atau pemimpin itu nggak gampang. mereka anggap gampang, mungkin karena status Sosialnya tinggi, Punya duit banyak, ngerasa dirinya lebih vokal dari yang lain, ngerasa mereka lebih pintar dari saingan. itukah modal menjadi seorang Pemimpin di negeri ini?. 

Coba kita Flast Back ke belakang kisah Pak Habibie. "Orang pintar malah yang di singkirkan". heran nggak kalian?. siapa yang harus kita salahkan. Dan orang nggak akan mau di salahkan. Lucukan Negeri Ini?. Contoh saja ketika PEMILU RAYA nanti di tahun 2014. Penguasa sok - sok an deket sama Rakyat, ujung-ujungnya Money Politik (H-1 Pencoblosan). 

Saya mau sedikit bercerita, ini Kisah nyata loe. Di daerah tempat tinggal saya, ada orang ngasih-ngasih Uang dengan amplop gambar Partai Tith (saya sensor), Nomor 6, terus ada kata "Coblos nggeeh" (Bahasa jawa, artinya: Coblos Ya?). Basih banget Bapak. Apa cara gini sudah menjadi Budaya pak? apa nggak ada cara lain?, nggak Kreatif banget si Bapak. Padahal Pemilu masih lama, Tapi cara-cara kotor sudah di lakukan. 

Mereka orang Islam loe, ISLAM KTP Mahsut saya. Orang Islam kok kelakuannya kayak gitu? yakin Islam PAK? Hahaha. Ini kisah pas Idul Fitri tahun ini. Bayangkan, katanya Idul Fitri itu kembali suci. tapi kenapa kok mengotori diri secepat itu. Nggak malu ikut Hari Rayaan sama anak-anak TK. 

Ya itulah muka-muka sebagian Pemimpin bangsa kita ini. Pantaskah kalian memilih pemimpin yang seperti itu?. itu sama saja Pemimpin yang membodohkan anda sendiri. di Bodohin kok mau. hahaha. 

M H . Chifdzuddin
06 Januari 2014
Kantin Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UPN "Veteran" Jawa Timur

Komentar

  1. udah jadi budaya money politik di indonesia. jadi akan susah sekali buat menghilangkanya. seperti peribahasa "bisa karena biasa". sekarang tinggal individu nya aja, semurah itu kah harga suara mereka :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga ya. Tapi walaupun sulit Insya Allah ada celah sedikit.

      Hapus
  2. Politik nih maenannya..
    Pemimpin Bangsa sekarang kebanyakan cuma bisa janji2 di awal.. ke Depannya? Setelah dia dpt jabatan? Itu semua dgn mudahnya dilupakan..
    Rakyat terkadang salah juga, dikasih duit langsung ijo matanya.. Menyedihkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu se membudaya bang. ayo generasi mudah yang merubahnya. Mahasiswa bisa menjatuhkan kepemimpinan presiden. buktinya presiden di jatuhkan siapa lagi kalau bukan Mahasiswa. Iya apa Iya.

      Hapus
  3. Aduh, bener deh kak. Bahkan ada yg ngancem kalo kita g milih partai yg bagi2 uang itu, uangnya diminta lagi. Heleeehh.... -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. sampai segitunya. Parah bener. menjilat ludah sendiri itu.

      Hapus
  4. kata2 yg salah "lumra" "Flast Back" "cipakan"
    itu contoh ajah sih kalo lo kayanya keburu-buru banget nulisnya sampe nggak di koreksi lagi, dan untuk penulisan bahasa inggris hati2 loh nantinya salah arti, kaya 'flast back' mungkin kamu maksud 'flash back' kali yah..terus perhatiin juga kalo abis titik itu huruf besar. segitu ajah sih koreksinya, sayang kalo artikelnya berbobot tapi loenya keburu2, hehe..

    btw, kalo udah tau di udah bodohin lo tinggal jadi pinter ajah biar ga dibodohin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Banget bang sudah mengoreksi ya... ciamik dah..
      Iya bener banget. buru-buru emang hehe...

      Masuk banget kata-katanya... siap dah

      Hapus
  5. Ya mau gimana lagi kalo sistemnya emang harus gitu. Cara terhindar dari hal itu, ya jangan ikut campur kesana. Masih banyak cara lain untuk sukses selain jadi penguasa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kita sebagai generasi mudah harus membersihkan itu semua. Jangan mau memimpin penguasa yang sok-sok cari uangnya saja.

      Hapus
  6. menurutku kalo mau mencalonkan diri untuk menjadi pejabat nggak perlu pake nyogok segala, itu sama dengan merendahkan harga dirinya sendiri. kecuali kalo kita benar-benar ikhlas membantu sih nggak masalah. kebanyakan dari mereka yang menjadi pejabat melalui jalan demikian ujung-ujungnya pasti bermasalah. korupsi itu karena mereka kejar setoran untuk balikin modal kampanye. masyarakat kita gitu, mau milih kalo ada uangnya doang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah pemimpin kita. Harga diri di jual demi menjadi penguasa. hebatkan..

      Hapus
  7. setuju ... setuju.. emang sekarang banyak banget pemimpin yang modalnya cuma pake duit doang supaya bisa kepilihan... emng salah satu upaya pembodohan semata, tapi di tempatku orang orangnya udah nggak merasa dibodohi kok.. mereka nerima yang namanya money politik tapi mereka nggak milih pelaku money politiknya mereka milih kandidat lain yang lebih baik kualitas... sudah bukan pembodohan kan ? malah jadi pensejahteraan rakyat :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersyukur kalau seperti itu di tempat mu bro. semoga di tempatku berubah.. amin

      Hapus
  8. Gue setuju kalo money politik masih menjadi isu besar saat ini apalagi mendekati pemilu. Eh tapi jangan langsung percaya kalo ada yg ngasih uang trus bilangnya dr Partai A. Karena belum tentu itu dr partai A. Bisa saja itu strategi partai B agar nama partai A menjadi busuk. Yaahh namanya juga politik, segala hal dilakukan.. :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang seh, tapi nggak tahu juga se aku kalau memang seperti itu broo.

      Hapus
  9. kalau ada calon yang kayak gitu ya gak usah dipilih, udah jelas itu menunjukkan bagaimana dia kedepannya, jelas dia gak baik, di pikir semua bisa dibeli pake uang apa? sini gue lempar pala nya *ambil batu* nahlo -___-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. setujuh banget dengan pendapatnya. dari pada batu mending lempar pakek sandal - sandal di masjid. lebih terasa. haha

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angkringan: Menjamurnya Angringan di Kota Pahlawan.

Menjamurnya angringan di kota Pahlawan, Kota Surabaya. cukuplah kaget saya ternyata ada banyak sekali angkringan yang ada di Kota Metropolitan ini. Tapi ankgringan di Surabaya masih kala dengan jumlah Warung Kopi (Warkop). Tapi bagi saya Kopdar (Kopi Darat) paling asyik di Angkringan. Kenapa demikian? bagi saya angkringan itu cita rasanya serasa dengan lidah kampung seperti saya pribadi. hidangan yang di sajikan sangatlah menarik mata kita. Terutama buat kantong Mahasiswa seperti saya ini sangat pas dengan harga yang relatif murah ini. Hampir seminggu 3-5 kali dengan teman-teman kuliah maupun Organisasi Ngopi di angkringan depan kampus kami (UPN "Veteran" Jawa Timur). Maklum saya pecinta kopi. Jujur di lidah saya lebih cocok kopi angkringan dari pada kopi warung kopi. Cita rasanya jauh berbeda.    Kali ini saya bercerita sedikit tentang sejarah Angkringan. Angkringan ini berasal dari Kota Keraton, Jogjakarta. Angkringan di jogja merupakan sebuah romantisme perjuang...

Mencari Ilmu dan Harta Untuk Memimpin.

     Saya teringat sebuah perkataan seorang Khalifah atau sahabat nabi Muhammad SAW. Beliau adalah khalifah ke 4 setelah Abu Bakar As-Syidiq, Umar Bin Khattab, dan Ustman Bin Affan. Beliau adalah Ali Bin Abi Thallib. Beliau berpesan seperti ini.  "Carilah ILMU dan HARTA supaya kamu bisa memimpin. Ilmu akan memudahkanmu memimpin orang-orang di atas, sedangkan harta akan memudahkan orang-orang yang di bawah (Masyarakat Awam)" . Setelah saya renungkan, apa yang di katakan itu benar-benar sangat mengenah di pikiran dan hati saya. Terlebih saya ketika mengikuti yang namanya Organisasi, baik di dalam kampus maupun luar kampus. Dari situ saya bisa merasakan menjadi seorang pemimpin itu harus berilmu. Karena kalau nggak berilmu mana bisa kalian mengatur dan memikirkan apa yang kalian pimpin. Karena inti seorang pemimpin (Leader) adalah pengatur dan pemikir. Kalau dalam sepakbola itu di Istilahkan "Playmaker", yaitu pengatur ritme pertandingan. Pemimpin itu pengatur?. Iya, ...

Cerita Indah di Kota Malang: Pantai Bajol Mati, Unggapan dan Goa Cina.

        Waktu itu, beberapa minggu saya sebelum UAS (Ujian Akhir Semester). Saya dan teman Dekat sewaktu SMA. Mereka bernama Billy (Muhammad Billy Rahman dan Vivi (Qurrotus Shofiah). Sebelumnya, saya perkenalkan dulu teman saya yang dua ini.  Muhammad Billy Rahman, dia seorang Mahasiswa juga seperti saya. Dia kuliah di PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Billy mengambil Jurusan Teknik Otomasi Kapal, ganteng loh, kayak Vidi Aldiano. Katanya sih.. Dan teman saya yang kedua, dia kuliah di ITS (Intitute Teknologi Sepuluh November), Surabaya dengan jurusan yang sama seperti saya, yaitu Teknik Sipil. (Hidup Sipil: Ngomong sama tembok). Kami bertiga merencanakan untuk jalan - jalan ke Malang.  3 Minggu setelah pemberangkatan kita rencakan itu. Setelah kami bertiga Deal, kita langsung menghubungi teman - teman kita yang di Malang. Dan mereka meng-iya-kan ajakan kami. Katanya dengan senang hati. Awalnya kita nggak bertiga ingin berangkat, kami mengajak tem...