Langsung ke konten utama

Vitamin Laut dari Selatan Jawa Timur

Lupakan kenyamanan dunia modern saat memasuki kawasan hutan konservasi yang menyembunyikan sebuah laguna nan memukau di Jawa Timur. Kawasan terpencil yang tenar di kalangan wisatawan tersebut bernama Pulau Sempu. Lokasinya berada di pantai selatan Kabupaten Malang dan secara administratif masuk Desa Tambak Rejo Desa, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. 

Pulau Sempu berada tak jauh dari Pantai Sendang Biru. Dari Kota Malang, lokasinya  sekira 80 kilometer dan dari ibu kota Jawa Timur, yaitu Surabaya, jaraknya sekira 180 kilometer.  Pulau yang ditumbuhi pepohonan tropis seluas 877 hektar ini adalah cagar alam yang di kelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA) dan Departemen Kehutanan Indonesia. Secara resmi tempat ini diakui sebagai cagar budaya sejak 1928 pada masa pemerintahan Hindia Belanda (Sumber: Wikipedia.com).

Daya tarik utama pulau kecil nan cantik ini adalah Laguna Segara Anakan yang terletak sekira 2,5 km arah selatan pulau. Tersembunyi jauh di lingkar hutan tropis yang lebat, laguna seluas sekira 4 hektar tersebut merupakan tempat yang menawan. Pantai berpasir putih bertemu dengan birunya air yang tenang dan terpisah dari lautan lepas sebab dikelilingi batuan karang. Air di Laguna Segara Anakan ini tenang dan karenanya merupakan tempat yang sempurna untuk berenang. Dengan lokasinya yang terpencil dan jalur yang agak sulit diakses, Segara Anakan menyuguhkan suasana intim dan privat. 

Mulailah ekspedisi kami, planning berawal dari silaturahmi Hari Raya Idul Fitri di rumah teman kami Faridah, bertempat di Dalegan, Panceng, Gresik (500 meter dari Pantai Dalegan). Kami memilih pulau sempu menjadi Trip kami selanjutnya, sebelumnya adalah Pantai Unggapan, Bajol Mati, dan Goa Cina, Malang. Di pilihlah bulan september eksekusi TNCBT DOLEN PULAU SEMPU.

Bergabunglah 9 ekor di hari eksekusi, mereka adalah Chip (Saya), Billy, Edi, Falud, Hisyam, Yasin, Vivi, Joe, dan Hilya. Berawal Chip (Saya), Edi, Billy, Falud, Vivi, dan Joe, karena kami ber-enam tinggal di Kota Surabaya (Kuliah). Pukul 6 PM kami ber-enam janjian di depan kampus saya, yaitu di Alfamart UPN. Pukul 7.30 PM kami bergegas menuju Kota Malang, tak lupa kami panjatkan doa (di depan Kos saya) yang dipimpin langsung oleh Edi Rosyadi dan bergegaslah kami menuju kota Apel malang.

Perjalanan menuju Pantai Pasir Panjang, Pulau Sempu, Malang   
 
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti di penuhi. Dialah ladang hati yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh Rasa terima kasih. Dan dia pulalah naugan dan pendiangmu karena kau Menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa Memerlukan Kedamaian. 
- Kahlil Gibran -


Tibalah kami di Kota Malang sekitar pukul 11 PM. Lalu menuju kediaman sementara (Kost) Hilyatul Afkar, karena ingin mengantarkan paketan atas nama Qurrotus Shofiyah (Vivi) dan Jachrotul Maknunah (Joe) untuk beristirahat hingga pagi datang. Dan kami pun, para cowok langsung menuju Kediaman sementara Muhammad Yasin (MAT) yang lumayan jauh dari kosannya Hilya tadi. Planning kami berangkat keesokan harinya (Sabtu/September), malam sabtunya kami beristirahat untuk mengumpulkan tenaga untuk keesokan harinya. Oiyah, ini Trip kami, sahabat SMA yang selalu kompak dalam hal Jalan-Jalan. Sebut saja Genk kami adalah TNCBT, yang singkatannya adalah The North Classes Beside Toilet. Kalian pasti tahukan artinya, dan pasti tahu filosofinya juga. 

Pukul 6 AM kami sepakat untuk berkumpul di depan kost kediaman Hilya, tak lupa kami buka janjian kami dengan sarapan bareng. Makanan khas mahasiswa menjadi Sarapan kami, lalapan (Malang)/Penyetan (Surabaya), seharusnya tidaklah baik kan makan sambel di pagi hari, tapi ya sudahlah, itu adanya.

Sekitar pukul 7.00 AM kami mulai perjalanan kami menuju Pantai Sendang Biru, Pantai ini menjadi pelabuhan kami sebelum menyebrang ke Pulau Sempu. Perjalanan kami terasa santai, karena memang kami anak Pantai, 6 jam kami baru sampai di Pantai Sendang Biru. Banyak kejadian-kejadian yang cukup asyik di perjalanan menuju Pantai Sendang Biru. Salah satunya adanya Pawai Budaya di tengah perjalanan kami, tak tahu tepatnya kami berada di daerah mana, yang pasti itulah kearifan lokal yang harus di lestarikan. Karena adanya pawai budaya tersebut, jalan utama pun ditutup, akhirnya kami mencari jalan tikus di daerah situ, sempat rombongan kami tersesat, tapi itu tak jadi masalah. Karena itu saya bisa menceritakan disini. Kisah asyik di kota Malang. 



Pantai Segoro Anakan, Pulau Sempu, Malang.   
 
Satu lidi mungkin sangat rapuh, namun jika dikumpulkan akan sangat Sulit untuk dipatahkan.
- mh. chifdzuddin - 

Sekitar pukul 1 PM Sampailah kami di Pantai Sendang Biru di sambutlah kami oleh pantai nan indah, suara pengunjung yang menggelegar, dan petugas karcis yang cukup rama. masuklah kami dengan menunggangi 5 motor dan menuju tempat parkir selama kami nge-camp di Pulau Sempu. Ini total biaya kami dari pintu masuk sampai sewa perahu.

Karcis Pintu Masuk : 5 @motor x 5.000 = Rp. 25.000,-
Parkir 2 hari 1 Malam : 5 @motor x 10.000 = Rp. 50.000,-
Administrasi di kantor Konservasi : 9 @orang = Rp. 10.000,-
Tour Gate : 1 @orang = Rp. 100.000,-
Perahu : 1 @perahu = Rp. 100.000,- (Pulang-Pergi)

Nah, itulah rinciannya anggaran kami kemarin di Pulau Sempu. Sebelumnya di Malang kami bersembilan sudah iuran Rp. 50.000,-.

Setelah di memakirkan motor, bergegaslah kami ke kantor konsevasi di pantai Sendang Biru, melaporkan bahwa kami bersembilan akan berkunjung ke Pulau Sempu. Mendapat arahan dari kepala konservasi, apa-apa saja pantangan dan larangan selama berada di Pulau Sempu. Dan dari situ kami mendapatkan Tour gate dari pilihan kepala konservasi tersebut. Tour gate kami adalah Mas Sulthon, beliau adalah salah salah satu tour gate dari 3 tour gate yang bisa berbahasa inggris. Mas bercerita kalau dia sebelumnya menjadi tour gate wisata di Bali, kata dia (Mas Sulthon) bisa berbahasa inggris secara otodidak di lapangan. Hebatkan dia...

Pantai Pasir Panjang Pulau Sempu Malang 
 
Anda mungkin bukan atlet olahraga, tapi anda tetap membutuhkan olahraga.   
- mh. chifdzuddin - 

Sepakatlah harga mas sulthon kepada kami bersembelan, yaitu Rp. 100.000,- sekali antar. Mahsutnya biaya mengantar kami ke pulau sempu, sampai ke tujuan pantai yang kami inginkan. Kami memilih pantai yang sepi pengunjung, karena kami ingin merasakan kebersamaan di tengah kesunyian pantai. Kami memilih Pantai Pasir Panjang, lumayan jauh dari pantai incaran para pengunjung (pantai segoro anakan). Sebenarnya dari pihak kepala konsevasi, kami tidak di ijinkan untuk bermalam di pantai pasir panjang, ya karena disana tidak ada pengunjungnya, takutnya kalau terjadi apa-apa, kan repot juga jadinya. Maklumlah anak muda, egois dan rasa ingin tahunya yang tinggi. Sebenarnya kami memilih pantai yang sepi karena kami ingin menikmati pantai dengan nyaman, tanpa ada suara-suara manusia yang menggelegar, kami ingin menikmati kesunyian pantai, hanya ada ombak yang mengiringi kebersamaan kami. 

Sepakatlah Mas Sulthon mengantar kami ke pantai pasir panjang, dengan catatan kalau ada apa-apa jangan salahlah Mas Sulthon. Sebenarnya Mas Sulthon sendiri melarang kami, tapi kami tetap bersih kukuh ingin kesana. Jalan menuju pantai tersebut berliku-liku, naik turun bukit, dan di temani suara-suara burung-burung yang menikmati kebebasan di alam liar. Melihat ke kanan dan ke kiri benar - benar kita berada di tengah hutan yang lebat nan hijau. Sesekali canda tawa kami lantunkan di perjalanan, saling membully, saling menyemangati, saling membantu satu sama lain. Saya tak membayangkan kalau waktu itu hujan, pasti jalan setapak ini (Pulau sempu) sulit di lewati. Karena memang jalan setapak yang kami lewati adalah tanah liat yang mengeras. beruntunglah kami kesana pada waktu musim kemarau, jadi jarang hujan. 


Pantai Sendang Biru, Malang
 
Tersenyumlah dalam mengawali hari, karena itu menandakan bahwa kamu siap menghadapi hari dengan penuh semangat!
- mh. chifdzuddin - 

Perjalanan kami dari Teluk Semut menuju Pantai Pasir Panjang 3,5 jam, padahal seharusnya hanya bisa di tempu 1,5 jam. Maumlah, lebih banyak istirahatnya. Sampailah kami di pantai dua puteri, saya pikir itu sudah sampai di pantai pasir panjang, ternyata belum. Kami harus meliwati satu bukit lagi dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. kami harus menuruni bebatuhan besar dan curam sekali. Ibarat di kampus kayak main panjat tebing. Sungguh sangat-sangat meneggangkan dan mengasyikan. 

Sekitar pukul 5 PM sampailah kami di Pantai tujuan kami, Pantai Pasir Panjang. Pantai memanglah cantik dan memanjang. makanya nama pantainya adalah pantai pasir panjang. Ketika sampai, kami di sambut kawanan monyet yang cukup banyak, awalnya sih risih adanya monyet-monyet tersebut, tapi akhir kami senang karena monyet menjadi objek mainan kami. Haha. Sambil mendirikan tenda, karena bulan mulai menampakan diri di hadapan kami. 2 tenda yang kami bawah, kami dirikan untuk 9 anak. kebayang nggak, muat apa nggaknya 2 tenda untuk bersembilan anak?, yang pasti tak akan muat. Karena di sekitar tenda kita, banyak kawanan monyet, akhirnya kami membagi dua shift tidur di tendanya. 


Pantai Dua Putri, Pulau Sempu, Malang
 
Ku cinta hijaunya alammu. Ku cinta birunya lautmu. Ku cinta semua yang Ada, padamu Indonesiaku. 
- Enda - 

Pukul 7 PM kami menyantap bekal kami yang kami bawah dari Malang. Menu itu terasa nikmat walaupun hanya berlauk tahu, tempe, dan mie. Di temani hembusan angin pantai, suara ombak yang berirama makanan itu terasa nikmat, di tambah dengan kebersamaan kami bersembilan. 8 sahabat yang WOW bagi saya pribadi. 

Setelah santap malam selesai lanjutlah kami membuat api unggun kecil-kecilan, dari kayu kering di tepi pantai yang kami cari pada waktu mendirikan tenda. Walaupun kecil, senggaknya bisa menghangatkan badan ini karena hembusan angin yang cukup memilukan. 

Terima Kasih
PULAU SEMPU, KABUPATEN MALANG

MH. Chifdzuddin
27 Mei 2015 Pukul 23.41 WIB
At STAI YPBWI SURABAYA - Jl. Rewwin No. 156, Wedoro, Waru, Sidoarjo






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angkringan: Menjamurnya Angringan di Kota Pahlawan.

Menjamurnya angringan di kota Pahlawan, Kota Surabaya. cukuplah kaget saya ternyata ada banyak sekali angkringan yang ada di Kota Metropolitan ini. Tapi ankgringan di Surabaya masih kala dengan jumlah Warung Kopi (Warkop). Tapi bagi saya Kopdar (Kopi Darat) paling asyik di Angkringan. Kenapa demikian? bagi saya angkringan itu cita rasanya serasa dengan lidah kampung seperti saya pribadi. hidangan yang di sajikan sangatlah menarik mata kita. Terutama buat kantong Mahasiswa seperti saya ini sangat pas dengan harga yang relatif murah ini. Hampir seminggu 3-5 kali dengan teman-teman kuliah maupun Organisasi Ngopi di angkringan depan kampus kami (UPN "Veteran" Jawa Timur). Maklum saya pecinta kopi. Jujur di lidah saya lebih cocok kopi angkringan dari pada kopi warung kopi. Cita rasanya jauh berbeda.    Kali ini saya bercerita sedikit tentang sejarah Angkringan. Angkringan ini berasal dari Kota Keraton, Jogjakarta. Angkringan di jogja merupakan sebuah romantisme perjuang...

Mencari Ilmu dan Harta Untuk Memimpin.

     Saya teringat sebuah perkataan seorang Khalifah atau sahabat nabi Muhammad SAW. Beliau adalah khalifah ke 4 setelah Abu Bakar As-Syidiq, Umar Bin Khattab, dan Ustman Bin Affan. Beliau adalah Ali Bin Abi Thallib. Beliau berpesan seperti ini.  "Carilah ILMU dan HARTA supaya kamu bisa memimpin. Ilmu akan memudahkanmu memimpin orang-orang di atas, sedangkan harta akan memudahkan orang-orang yang di bawah (Masyarakat Awam)" . Setelah saya renungkan, apa yang di katakan itu benar-benar sangat mengenah di pikiran dan hati saya. Terlebih saya ketika mengikuti yang namanya Organisasi, baik di dalam kampus maupun luar kampus. Dari situ saya bisa merasakan menjadi seorang pemimpin itu harus berilmu. Karena kalau nggak berilmu mana bisa kalian mengatur dan memikirkan apa yang kalian pimpin. Karena inti seorang pemimpin (Leader) adalah pengatur dan pemikir. Kalau dalam sepakbola itu di Istilahkan "Playmaker", yaitu pengatur ritme pertandingan. Pemimpin itu pengatur?. Iya, ...

Cerita Indah di Kota Malang: Pantai Bajol Mati, Unggapan dan Goa Cina.

        Waktu itu, beberapa minggu saya sebelum UAS (Ujian Akhir Semester). Saya dan teman Dekat sewaktu SMA. Mereka bernama Billy (Muhammad Billy Rahman dan Vivi (Qurrotus Shofiah). Sebelumnya, saya perkenalkan dulu teman saya yang dua ini.  Muhammad Billy Rahman, dia seorang Mahasiswa juga seperti saya. Dia kuliah di PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Billy mengambil Jurusan Teknik Otomasi Kapal, ganteng loh, kayak Vidi Aldiano. Katanya sih.. Dan teman saya yang kedua, dia kuliah di ITS (Intitute Teknologi Sepuluh November), Surabaya dengan jurusan yang sama seperti saya, yaitu Teknik Sipil. (Hidup Sipil: Ngomong sama tembok). Kami bertiga merencanakan untuk jalan - jalan ke Malang.  3 Minggu setelah pemberangkatan kita rencakan itu. Setelah kami bertiga Deal, kita langsung menghubungi teman - teman kita yang di Malang. Dan mereka meng-iya-kan ajakan kami. Katanya dengan senang hati. Awalnya kita nggak bertiga ingin berangkat, kami mengajak tem...