Waktu itu kita nongkrong di tempat biasa, ya dimana lagi kalau bukan di Angkringan depan kampus kita. Saya, Lek Baim, Said, Addin, dan Muthia itulah kami pelaku sejarah yang mencetuskan untuk liburan ke Gn. Bromo. Dari pembicaraan itu yang paling antusias adalah saya dan Said, kenapa demikian? saya yakin kalian pasti tahu jawabanya. Iya, itu jawabannya. Saya dan Said belum pernah ke Gn. Bromo. Said sendiri sebagai anak rantau dari Ambon, pulau Maluku sana. Sebenarnya yang mengusulkan buat kesana adalah saya, dan Said pun sangat mendukung saya. Saya ngiri dengan teman-teman kuliah maupun SMA yang memajang foto - fotonya di Bromo. Baik di akun facebook maupun twitternya, yang terpampang jelas dengan pose alay dengan background Gn. Bromo (Ngomong dalam hati: Shit). Ada kesempatan datang, saya langsung sergap, makanya saya mengusulkan untuk pergi ke Bromo. Awalnya ada dua kunjungan, pertama ke Gn. Bromo dan selanjutnya ke Air terjun Madakaripura. Tapi ke Air Terjun Mardakaripuranya n...
Jika orang tidak pernah melakukan hal - hal konyol, tidak akan pernah ada hal cerdas yang bisa dilakukan.