Langsung ke konten utama

Kota Metropolitan, Kota Padatpolitan.

Kota Metropolitan, Kota Padatpolitan. Mungkin predikat itu lebih cocok disandang kota yang berjuluk Kota Besar di Indonesia ini. Dibalik semakin majunya kota ini, kemacetan dan kepadatan di kota ini semakin tak karuan.
Potret Kemacetan di Kota Surabaya
Untuk sebagian orang yang sering mengunjungi Kota Metropolitan ini, pasti merasakan perbedaan yang mencolok. Selain bertambah metropolis, juga semakin lama semakin padat. Tak tanggung-tanggung, surat kabar langganan saya pun menuliskan, kemacetan di kota ini meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai contoh Kota Surabaya. Tahun 2011, Surabaya mendapat level E untuk masalah kemacetan, namun sekarang sudah berlevel F (diam). Frontage road yang dibuat oleh Pemerintah kota (Pemkot)  sepertinya tidak berfungsi maksimal. Bagaimana tidak, frontage road yang semestinya digunakan untuk memecah kemacetan, malah digunakan pedagang kaki lima untuk menjajakan dagangannya. Ya nggak?
Potret Kemacetan di DKI Jakarta
Tak ayal, Kota - kota metropolitan pun jadi tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Selain karena padat, juga sekarang sangat panas. Apa karena semakin banyaknya kendaraan bermotor di jalanan ya? Tapi ini jadi sebuah dilema karena yang dulu sangat nyaman untuk ditinggali, kini jadi semakin tidak menyenangkan. Iseng-iseng saya browsing, akhirnya ketemu sebuah berita yang menyatakan Kota Metropolitan sudah tidak nyamaan ditinggali. Ini sedikit kutipannya: 
“Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Suharso Monoarfa, menyatakan sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung sudah tidak nyaman lagi untuk dijadikan tempat tinggal. Sebab selain kepadatan penduduknya sudah terlalu tinggi, tata ruang kota serta sarana transportasinya juga belum memadai.”
Potret Kemacetan di Denpasar, Bali 
Lalu, siapa yang harus disalahkan untuk masalah ini? Pemerintah? Atau diri kita sendiri? Kita yang sendiri yang mampu menarik kesimpulannya sendiri. Ya nggak?
Terimah Kasih Sudah Membaca.
M H . Chifdzuddin
06 Januari 2014
Kamar Kost Perum IKIP A165

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angkringan: Menjamurnya Angringan di Kota Pahlawan.

Menjamurnya angringan di kota Pahlawan, Kota Surabaya. cukuplah kaget saya ternyata ada banyak sekali angkringan yang ada di Kota Metropolitan ini. Tapi ankgringan di Surabaya masih kala dengan jumlah Warung Kopi (Warkop). Tapi bagi saya Kopdar (Kopi Darat) paling asyik di Angkringan. Kenapa demikian? bagi saya angkringan itu cita rasanya serasa dengan lidah kampung seperti saya pribadi. hidangan yang di sajikan sangatlah menarik mata kita. Terutama buat kantong Mahasiswa seperti saya ini sangat pas dengan harga yang relatif murah ini. Hampir seminggu 3-5 kali dengan teman-teman kuliah maupun Organisasi Ngopi di angkringan depan kampus kami (UPN "Veteran" Jawa Timur). Maklum saya pecinta kopi. Jujur di lidah saya lebih cocok kopi angkringan dari pada kopi warung kopi. Cita rasanya jauh berbeda.    Kali ini saya bercerita sedikit tentang sejarah Angkringan. Angkringan ini berasal dari Kota Keraton, Jogjakarta. Angkringan di jogja merupakan sebuah romantisme perjuang...

Mencari Ilmu dan Harta Untuk Memimpin.

     Saya teringat sebuah perkataan seorang Khalifah atau sahabat nabi Muhammad SAW. Beliau adalah khalifah ke 4 setelah Abu Bakar As-Syidiq, Umar Bin Khattab, dan Ustman Bin Affan. Beliau adalah Ali Bin Abi Thallib. Beliau berpesan seperti ini.  "Carilah ILMU dan HARTA supaya kamu bisa memimpin. Ilmu akan memudahkanmu memimpin orang-orang di atas, sedangkan harta akan memudahkan orang-orang yang di bawah (Masyarakat Awam)" . Setelah saya renungkan, apa yang di katakan itu benar-benar sangat mengenah di pikiran dan hati saya. Terlebih saya ketika mengikuti yang namanya Organisasi, baik di dalam kampus maupun luar kampus. Dari situ saya bisa merasakan menjadi seorang pemimpin itu harus berilmu. Karena kalau nggak berilmu mana bisa kalian mengatur dan memikirkan apa yang kalian pimpin. Karena inti seorang pemimpin (Leader) adalah pengatur dan pemikir. Kalau dalam sepakbola itu di Istilahkan "Playmaker", yaitu pengatur ritme pertandingan. Pemimpin itu pengatur?. Iya, ...

Cerita Indah di Kota Malang: Pantai Bajol Mati, Unggapan dan Goa Cina.

        Waktu itu, beberapa minggu saya sebelum UAS (Ujian Akhir Semester). Saya dan teman Dekat sewaktu SMA. Mereka bernama Billy (Muhammad Billy Rahman dan Vivi (Qurrotus Shofiah). Sebelumnya, saya perkenalkan dulu teman saya yang dua ini.  Muhammad Billy Rahman, dia seorang Mahasiswa juga seperti saya. Dia kuliah di PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Billy mengambil Jurusan Teknik Otomasi Kapal, ganteng loh, kayak Vidi Aldiano. Katanya sih.. Dan teman saya yang kedua, dia kuliah di ITS (Intitute Teknologi Sepuluh November), Surabaya dengan jurusan yang sama seperti saya, yaitu Teknik Sipil. (Hidup Sipil: Ngomong sama tembok). Kami bertiga merencanakan untuk jalan - jalan ke Malang.  3 Minggu setelah pemberangkatan kita rencakan itu. Setelah kami bertiga Deal, kita langsung menghubungi teman - teman kita yang di Malang. Dan mereka meng-iya-kan ajakan kami. Katanya dengan senang hati. Awalnya kita nggak bertiga ingin berangkat, kami mengajak tem...